Selasa, 02 Desember 2008

Buah merah di mata herbalis Yellia Mangan, Jakarta

Rasa penasaran terhadap khasiat buah merah asal Papua ini banyak mendorong orang untuk mencobanya. Hasilnya, secara testimonial banyak yang sembuh tapi ada juga yang tidak berpengaruh.

Benarkah tanaman ini merupakan obat? Yellia Mangan, herbalis yang banyak menyembuhkan penderita kanker dengan ramuan herbal berpendapat lain. Menurutnya masih banyak penelitian yang harus dilakukan terhadap komoditas perkebunan yang kepopulerannya melejit secara cepat ini.

Menurutnya, berdasarkan testimoni-testimoni, memang banyak yang sembuh dengan buah merah. Meskipun demikian, penelitian belum tuntas. Karenanya, jika akan memanfaatkan buah merah sebaiknya tidak langsung secara terus-menerus, tetapi haus menghentikannya jika penyakitnya sudah sembuh. Selama minum obat ini, Yellia juga menyarankan untuk memeriksa kasar kolesterol dan kadar gula darah. Selain itu, juga harus memerhatikan apakah benar efeknya bisa menurunkan uric acid (asam urat) atau tidak. Pemeriksaan ini bisa dilakukan selang satu atau dua minggu setelah mengonsumsi sari buah merah. Jika ada perubahan positif, pemakaian minyak buah merah ini bisa dilanjutkan, bahkan obat-obatan dokter juga bisa ditinggalkan.

Kandungan vitamin E yang tinggi juga layak diwaspadai. Umumnya, kebutuhan vitamin E yang ideal adalah 100iU. Sementara itu, untuk kebugaran tubuh bisa sebanyak 400iU. Kalangan perempuan manopause membutuhkan 800iU. Vitamin tersebut sudah diperoleh tubuh sebanyak 10-15 iU dari makanan yang dikonsumsi setiap hari. Individu yang mengonsumsi suplemen yang mengandung Vitamin E dosis tinggi, dianjurkan tidak mengonsumsi buah merah, atau jika akan mengonsumsinya, sebaiknya meninggalkan suplemen vitamin E tersebut. Hal ini disebabkan vitamin E yang terlalu tinggi bisa mengencerkan darah, bahkan, malah menyebabkan kebutaan. Karenanya, walaupun buah merah ini tergolong food suplemen, pemakaiannya harus hati-hati dan dalam pengawasan dokter.

Menurut kesimpulan Yellia, buah merah ini berfungsi sebagai imunostimulator, penambah stamina, adaptogen, penurun tekanan darah, mencegah kebutaan, membantu penyembuhan diabetes, mencegah dan membantu penyembuhan osteoporosis, memperbaiki sistem kerja jantung dan pankreas, serta sebagai antioksidan.